Langkah mengejutkan datang dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) yang secara resmi menarik banding atas putusan hakim terkait penjualan XRP. Keputusan ini langsung mengguncang pasar kripto. Harga XRP sempat melesat lebih dari 10% hanya dalam waktu singkat, memicu optimisme investor akan masa depan Ripple.

Namun, euforia itu tak bertahan lama—XRP kembali terkoreksi, dan Bitcoin pun ikut terseret turun ke bawah level $85.000, meski sebelumnya sempat mencatatkan reli singkat. Apa sebenarnya yang sedang terjadi di balik pergerakan ini?

Penarikan Banding SEC: Harapan Baru yang Masih Menggantung

Langkah SEC menarik banding atas keputusan hakim terkait penjualan programatik XRP di bursa publik disambut positif oleh pelaku pasar. Ini dinilai sebagai langkah awal menuju kejelasan hukum yang selama ini membayangi Ripple. Dampaknya langsung terasa, nilai tukar kurs XRP meroket tajam hanya dalam hitungan jam.

Namun, kegembiraan itu cepat mereda. Ripple justru mengajukan banding silang (cross-appeal) untuk memperjelas interpretasi hukum terkait “kontrak investasi”. Ripple ingin memastikan bahwa aset digital seperti XRP tidak bisa dikategorikan sebagai sekuritas tanpa adanya kontrak dengan hak dan kewajiban yang jelas. 

Jika gugatan ini berakhir dengan penyelesaian damai, Ripple bisa kembali jual XRP kepada institusi, membuka peluang adopsi yang jauh lebih luas.

Berdasarkan market Bittime, harga XRP terpantau berada di level Rp40.143, turun 1.06% dalam 24 jam terakhir. 

Sumber: harga XRP/IDR di market Bittime

ETF XRP: Potensi Besar, Tapi Masih Menunggu Kepastian

Efek domino dari tarik banding SEC juga membuka kemungkinan munculnya ETF XRP berbasis spot. Jika mengikuti jejak ETF Bitcoin, kehadiran produk ini bisa mendorong masuknya dana institusi secara signifikan. 

Sayangnya, SEC belum secara resmi mengumumkan penarikan banding tersebut. Menurut kabar, hal ini akan dibahas dalam rapat tertutup SEC dalam waktu dekat. Selama belum ada pengumuman resmi, pasar cenderung tetap hati-hati.

Bitcoin Melemah Setelah Trump Tampil, Ekspektasi Tak Terpenuhi

Sementara XRP bergejolak, Bitcoin juga tidak lepas dari tekanan. BTC turun 3,06% ke level $84.216 pada 20 Maret, menyusul penampilan Donald Trump dalam acara Digital Asset Summit. 

Alih-alih membawa kejutan besar, pernyataan Trump justru dianggap hambar oleh investor. Ia hanya mengulang komitmen untuk mempertahankan cadangan BTC pemerintah tanpa memberikan arah kebijakan baru, seperti penghapusan pajak atau perluasan cadangan Bitcoin.

Pasar yang sebelumnya berharap akan ada pengumuman signifikan langsung kehilangan momentum. Alhasil, tekanan jual kembali mendominasi.

Saat penulisan, harga BTC/USDT di market Bittime berada di level $84.305. Nilai tersebut turun 1.86% selama 24 jam terakhir. 

Sumber: harga BTC/USDT di market Bittime

Arah Pasar Masih Ditentukan oleh Regulasi

Saat ini, arah pergerakan pasar kripto sangat dipengaruhi oleh faktor regulasi dan kepastian hukum. Beberapa hal krusial yang dinantikan pasar meliputi:

Kejelasan hasil banding silang Ripple dan peluang penyelesaian damai.

Pengumuman resmi tarik banding SEC yang membuka jalan ETF XRP.

Kelanjutan dukungan terhadap Bitcoin Act yang bisa memicu pembelian BTC besar-besaran oleh pemerintah.

Arus masuk dan keluar dana dari ETF Bitcoin yang memengaruhi dinamika likuiditas.

Meskipun tekanan jangka pendek masih terasa, peluang jangka panjang tetap terbuka lebar, terutama jika regulasi mulai berpihak pada inovasi dan adopsi aset digital. Investor disarankan untuk tetap waspada terhadap volatilitas, namun jangan sampai melewatkan potensi entry saat harga kripto sedang terkoreksi.

Disclaimer

Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi pengguna. Bittime adalah platform perdagangan aset kripto terdaftar di Bappebti yang menyediakan informasi berdasarkan riset internal, bersifat umum dan edukatif. Informasi ini bukan merupakan nasihat keuangan, investasi, hukum, atau perpajakan. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. Pengguna wajib melakukan analisis mandiri dan memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang berlaku.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES